Banyak sekali industri atau perusahaan di dunia khususnya di Indonesia, salah satunya adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan ini adalah salah satu bisnis yang menghasilkan berbagai macam produk jadi.
Perusahaan manufaktur memproduksi barang atau produk jadi yang pada akhirnya memasarkannya ke masyarakat. Ada beberapa penjelasan detail seputar manufaktur untuk Anda yang inginmemulai bisnis di bidang manufaktur.
Pada kesempatan ini kami akan memberikan penjelasan mengenai manufaktur dan laporan keuangan perusahaan manufaktur lebih dalam.
Perusahaan Manufaktur dan Ciri-Cirinya
Perusahaan manufaktur adalah suatu cabang industri yang aktivitasnya mengelola bahan mentah atau bahan baku sehingga menjadi barang jadi lalu menjualnya kepada konsumen. Proses pengelolaan juga melakukannya oleh perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
Pendapatannya Berasal dari Penjualan
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi, menghasilkan serta menjual produk berupa barang. Barang yang dimaksud bisa berupa barang setengah jadi dan barang jadi seperti peralatan rumah tangga, berbagai jenis makanan dan minuman.
Karena melakukan penjualan berupa barang, maka pendapatan utama perusahaan memperolehnya dari penjualan produk barang yang menghasilkannya. Biasanya satu manufaktur memproduksi lebih dari 1 jenis barang jadi atau barang setengah jadi Semakin banyak barang yang memproduksi, semakin banyak pula pendapatan yang masuk.
Memiliki Persediaan Fisik
Produk yang menjual oleh perusahaan manufaktur adalah barang berwujud yang dapat dilihat dan diraba, sehingga perusahaan ini memiliki persediaan produk secara fisik.
Persediaan produknya bisa berupa persediaan barang jadi yang siap menjual atau persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses yang nantinya akan memproses kembali menjadi barang jadi. Stok barang pun juga harus selalu update agar proses produksi tidak terganggu.
Aktivitas Perusahaan Manufaktur
Sesuai dengan pengertiannya, aktivitas operasional utama dari perusahaan manufaktur adalah melakukan kegiatan produksi yaitu mengolah bahan baku atau barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Tanpa adanya proses produksi, manufaktur tidak bisa berjalan.
Pencatatan Keuangan dalam Perusahaan Manufaktur
Berbeda dengan perusahaan jasa atau perusahaan dagang, manufaktur memiliki beberapa hal penting yang tidak masuk dalam pencatatan keuangan perusahaan lainnya, yaitu.
Biaya Produksi
Biaya yang terserap dalam proses produksi manufaktur terdiri dari tiga elemen yaitu biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik (BOP). Adanya biaya bahan baku merupakan biaya yang mengeluarkan karena pemakaian barang mentah sebagai bahan utama yang memproses untuk menghasilkan suatu produk.
Biaya tenaga kerja adalah pemakaian tenaga seluruh karyawan yang terlibat dalam proses produksi, baik karyawan divisi operasional maupun karyawan manajerial. Sedang biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul atas pemakaian bahan penolong (pembantu) atau biaya tidak langsung lainnya.
Meski tidak terserap secara langsung pada produk, BOP tetap harus mengeluarkan atau membebankan karena biaya ini juga memberikan kelancaran pada proses produksi. Contoh BOP adalah biaya bahan penolong (pembantu), biaya pengawasan mesin pabrik, biaya telepon, biaya listrik, dan lain sebagainya.
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi merupakan perhitungan atas biaya penggunaan bahan baku, bahan tenaga kerja, dan overhead pabrik yang melekat pada sebuah produk. Perhitungan harga pokok produksi sangat diperlukan untuk menentukan berapa total biaya produksi yang telah terbebani pada sebuah produk yang telah dihasilkan.
Agar biaya-biaya yang telah terserap tersebut dapat tergantikan melalui harga jual produk yang dihitung melalui harga pokok penjualan
Harga Pokok Penjualan
Selain memiliki harga pokok produksi, perusahaan manufaktur juga memiliki penghitungan terhadap harga pokok penjualan.
Harga Pokok Penjualan adalah perhitungan biaya produksi dan biaya-biaya lain yang terserap di dalam produk barang setengah jadi maupun barang jadi, menambah dengan nilai persediaan awal produk dan mengurangi dengan nilai persediaan akhir produk.
Gunanya agar perusahaan dapat menentukan harga jual produk dengan tepat sehingga tidak mengalami kerugian. Perusahaan juga bisa memperoleh keuntungan dengan menambah persentasi laba yang menginginkan di dalam harga jual produknya.